Posts

Showing posts from March, 2012

Homeschool, I'm back :)

Sudah lama rasanya saya sudah tidak mengutak-atik homeschool. Entah ya, kadang persoalan pekerjaan berpengaruh terhadap mood dan performa tubuh. I mean, serious, ketika di kantor sudah lelah bekerja, apalagi pekerjaannya bertentangan dengan kata hati, jangankan mau bersemangat menggapai mimpi, bertahan supaya stay awake sampai jam sembilan malam saja rasanya susaaahh sekali. I’m telling you because I’ve been there before. Really. Waktu itu, jangankan semangat ngajak Chiya belajar, bertahan bisa melek jam sembilan saja prestasi banget deh.   Saya punya ide belajar yang one step forward dan lebih efektif. Tapi ya itu, harus nunggu mood-nya bagus dulu :) Setelah di kantor baru ( feels the new atmosphere with new spirit ), saya kadang punya waktu luang untuk browsing. Daripada browsing gak bermanfaat, jadilah saya mulai berpikir untuk kembali mengaplikasikan teknik belajar homeschool (lagi) pada Chiya. Sebenarnya untuk menerapkannya bisa sendiri sih, tapi rasanya saya butuh eksplorasi

Negeri 5 Menara: a movie review

Image
One afternoon we were confused to choose what movie we’d like to watch. Our choice was between Negeri 5 Menara (N5M) and Hugo. Since we didn’t really know Hugo, so our choice goes to N5M. My hubby has the novel, but we haven't read it yet. But I really curious after read some comments and responses from some people who have watched the film which makes me want to watch it . Long story short, the tickets brought us to the movie. The cinema room was not filled for more than one quarter. Some audiences are kids with their mother or family. You can count some couples only by the left hand , me and my hubby included . It’s funny to see how a good movie (or a movie that based-on-a-novel) is not more attractive for some audience s than the pocong-kuntilanak-whatsoever movies , t hough it has the same price . Well, choosing what’s entertaining in a movie is indeed subjective .   Actually, there are some good local movies from good movie makers too. But we have to admit that only fe

Puskesmas, suntik dan kontrasepsi

Image
Saya sudah lima tahun langganan kontrasepsi suntik 3 bulan. Dan saya SELALU suntik di Puskesmas. Norak? Biarin. Saya punya apresiasi lebih untuk tenaga dan fasilitas kesehatan di level puskesmas. Sebab saya pernah ikut sebuah riset kecil tentang pelayanan kesehatan (ibu dan anak) dan saya sadar betapa pemerintah sebetulnya sudah melalukan upaya-upaya untuk meningkatkan fasilitas dan pelayanan kesehatan. Kendalanya? Tentu saja di masyarakat. Tentu saja di mindset yang memposisikan Puskesmas (dan pelayanan kesehatan pemerintah lainnya) seolah-olah "tidak ada apa-apanya" dibanding pelayanan kesehatan swasta. Toh banyak orang yang secara ekonomi relatif tidak bisa meng-cover biaya kesehatan keluarga, sementara di sisi lain mereka gengsi untuk mengakses Jamkesmas atau Askes. Honestly, saya pun tak mau mengeneralisir bahwa pelayanan kesehatan pemerintah adalah 100% lebih baik dibandingkan swasta. Tidak. Toh, saya juga mengalami beberapa hal yang tidak mengenakkan

CHIYA DAN PERSOALAN KONSUMSI NUTRISI HARIANNYA*

Image
Chiya (saat ini berumur 3 tahun 6 bulan), putri saya, punya persoalan makan dan minum susu yang tak biasa. Ia tak suka susu (bahkan dari baunya) sementara ia juga hampir-hampir tak punya makanan favorit. Heran, ya. Jika anak-anak lain bisa sangat lahap atau bergairah jika melihat kue tart, es krim atau cokelat, dia hanya biasa saja. Mungkin ekspresi awalnya sama dengan teman-temannya: bersemangat seolah-olah bisa menghabiskan berpotong-potong kue tart. Namun, coba sodorkan sepotong saja, Chiya mungkin cuma mencolek krimnya saja dan sudah. Atau yang paling banter, ya mencicipi separuh saja. Es krim pun hanya mau yang fruity flavor. Kalau diberikan yang rasa susu (meski dengan tambahan rasa stroberi atau cokelat), dia akan langsung menolak dan bilang, “aku engga mau yang ini, Bunda...”. Namun, bagaimanapun sulitnya, kami sebagai orang tuanya harus tetap memberikan berbagai makanan dan minuman untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Kami pun pernah mengalami masa sulit di mana Chiya betul

Book Review IV: Perempuan di Negeri Empat Musim

Image
"Perempuan Jawa ini terkenal dan andal membuat tempe. Tempe buatannya yang padat dan gurih banyak dipuji dan disukai, terbuat dari 100 persen kacang kedelai besar-besar. Tempe itu dibungkus plastik sandwich berukuran 18 x 15 sentimeter. Harganya 3 dolar per plastik." (hlm 123) Adalah Tuning, perempuan asal Yogya yang “terdampar” di Kanada. Ia ikut suaminya yang sedang menempuh studi S3 di sana. Karena ia hanya ibu rumah tangga, maka di Kanada pun ia hanya mengurus rumah sekaligus suami dan putrinya. Awalnya ia bosan. Sebab tidak ada keluarga, teman atau aktivitas apapun yang dapat membunuh waktu sendirinya. Lalu tibalah ia pada penyakit yang sering menghinggapi para perantau: home sick . Termasuk rindu pada tempe, setelah sekian lama lidahnya beradu dengan rasa daging, ikan, pasta, dan lain-lain. Sayangnya, tempe yang tersedia di sana tidak mampu mengakomodasi keinginannya memakan tempe yang asli cita rasa Indonesia. Kemudian diputuskannya untuk bereksperimen membuat temp

why magazine?

Image
I love to read, anything. I also love to read magz beside books. Biasanya saya membaca majalah ketika saya tak menemukan bacaan yang tepat saat saya sangat-sangat ingin membaca atau dalam bahasa saya: gatal membaca. Misalnya, saat saya sedang gatal membaca, sementara saya malas untuk membaca ulang koleksi buku-buku fiksi saya. Mau membeli buku baru, bingung. Saya tak mau gambling membaca tulisan fiksi penulis baru yang genrenya cenderung populer dan terlampau metropolis. Kecuali membeli buku yang masuk nominasi atau pemenang sayembara sastra. But it takes time while the itchiness can’t wait longer. Pilihannya lalu jatuh pada majalah Tempo atau Jurnal Perempuan, which is quite heavy but comes in different package. Tapi sayangnya waktu itu saya tak menemukannya di toko buku. Sementara rasa gatal membaca sudah sebegitu membuncahnya. Nah, pada saat inilah saya lalu mencari majalah populer yang isinya begitu ringan. Minimal, penyakit gatal akut itu reda karena sudah terobati. Saya senang m