Posts

Showing posts from June, 2018

Bumi Manusia, a book review

Image
Bumi Manusia hampir jadi buku nomer tiga di daftar buku yang gagal (tepatnya: sulit) gue selesaikan setelah Cala Ibi dan Max Havelaar. Ga ngerti, deh, Bumi Manusia ini kok jauh dari ekspektasi gue kalo dibandingkan dengan Gadis Pantai—my Pram’s all time favorite . Berkali-kali putus-nyambung, overlap sama beberapa buku laen, mencoba baca lagi dan rasanya susah banget menghidupkan soul -nya sampe bisa khatam smoothly . Ya mungkin salah gue juga, sih, over expectation . Tapi, coba, ya. Bumi Manusia ini buku paling populer di rangkaian tetralogi Pulau Buru, loh. Mungkin karena buku pertama sih, ya. Di Bumi Manusia karakter Nyai Ontosoroh dan Minke sangat kuat sementara Annelies yang why-she-should-be-like-that banget. How can Nyai has a daughter like Annelies, why? Emang kenapa? Menurut gue dia over manja, cheesy, and sorry to say: beyond alay. Kalo kata laki gue sih itu karena nyokapnya yang keras ke dia. Ini bukan spesifik soal karakternya dia, tapi lebih ke sikapn

It's About How You Rise Again

Image
The one who taught me to always rise again. Gue ngerasa kadang dalam hidup ada masa di mana gue pengen banget punya kehidupan kayak rangorang di luar sana. Hidup yang…intinya sih bukan kayak apa yang gue punya sekarang, misalnya. Ngerasa hidup orang laen terlihat lebih enak, lebih baik, lebih nyaman. Kenapa? Sebab biasanya saat itu gue ngerasa hidup gue lagi “di bawah”. Semacam lagi pait, gitulah. Bahkan kadang, gue ngerasa diri gue lagi “ujian kenaikan kelas”. Makanya, segala yang gue lihat di luar diri gue seolah-olah lebih enak. Pernah kayak gitu kan? Well, I was thinking that way until several life lessons brought me to a new perspective. Bahwa: hidup enaklah yang justru ujian. Sementara hidup yang kerap kita sebut sebagai “ujian” itu adalah pembelajaran. Kok bisa? Anggaplah gue ini pegawai baru. Di awal masa penyesuaian gue mencoba untuk fit in , no matter what . Bos kejam, teman oportunis, jam lembur pait, perjalanan pergi-pulang yang sumpek da

Resign!: cara lucu menertawakan hidup (sebagai budak korporat, wk)

Image
Sebetulnya, saya punya tanggungan nyelesain buku-buku dengan urutan sebagai berikut: Kambing dan Hujan , Bumi Manusia dan Sapiens . Untuk diketahui, Kambing dan Hujan sudah mulai dibaca sejak saya masih di Jogja. Sementara Bumi Manusia sejak Mei silam. Dan Sapiens saya beli awal Juni dari toko buku impor via online. Ketiganya overlap. Tumpang tindih. Saat satu buku tak terpegang, saya lalu pindah ke lain hati eh buku, maksudnya. Begitu terus. Hingga lama-lama tak ada satupun yang benar-benar khatam. Ya saya sih udah biasa, hahaha. Nah, buku Resign ini saya ketahui waktu lihat snapgram seorang blogger favorit (ciyeee anak blogger!) bulan April yang lalu. Dengan menganut falsafah: sekali stalking dua-tiga akun terlampui, saya intip akun si penulis. Berakhir dengan lihat review di Goodreads. Kemudian malah tambah penasaran. Hih! Saya bukan tipe pembaca yang mudah berhenti di rak buku fiksi dengan spesialisasi novel pop macam ini. Rasanya saya cukup jarang membeli n