Hanya membelikan anak buku bukanlah bukti Anda sedang tumbuhkan minat literasinya
Don't you love this scene? (Pict from here .) Dulu waktu gue kerja di sebuah workshop advertising , gue berteman dengan beberapa ibu-ibu yang (sayangnya) ga suka baca buku. Katanya paling mentok baca majalah. Jadi di sana gue ga punya sparing partner ngegosipin buku mutakhir. Waktu gue tanya kenapa gak suka? (Salah satu) jawabannya: pegang buku tuh bikin ngantuk. YHA~ Karena semangat gue yang geday buat nularin virus ngegosipin buku, maka gue bawa beberapa buku dan majalah yang menurut gue bisa mereka sukai sebagai pembaca pemula. Buset. Umur tiga puluh baru “pemula”! Yeah, gapapa. Daripada ga sama sekali ya, kan. Tapi tau ga, yang gue heran adalah mereka lulusan strata satu, lho. Iya. Gimana mereka bisa “meluluskan diri” menulis skripsi tanpa baca buku cobak? Gimana caranya mereka membuat diri mereka paham materi kuliahnya tanpa membaca? Atau jangan-jangan mereka pegang buku hanya jika momen ujian dan skripsi aja? Ya, pantes sih kalo gitu, mah. Soal it...