Lelaki Sepi yang Kembali

Jika ada seorang lelaki datang
Dengan segenggam pasir di tangan
Biarkan saja
Ia hanya ingin singgah
 

Ia akan memintamu sebuah mangkuk
Untuk menaruh pasir itu
Maka ambilkan satu
Mangkuk serupa beledu kesayanganku
 

Mungkin ia membawa satu anak penyu
Lelaki setengah gila itu
Yang ia simpan di saku celananya
Bertahan sejak pantai selatan sana
 

Bila dia mulai bercerita, dengarkan sebentar
Ia takkan lama
Sebab biasanya lalu menangis
Lalu teriak
Lalu lari sambil bilang,
Aku mau cari cari
 

Jika dia tak kembali, tutup pintunya
Tapi jika ia menuju makam, maka pasti balik lagi
Biasanya ia akan petik satu kuntum kembang sepatu
Kemudian ke makam
lagi
Bernyanyi atau merapal sesuatu, entah tak ada beda  

Bisa jadi lama ia di sana
Lama sekali
Tapi jangan tutup pintunya
Ia pasti datang lagi
Dengan wajah sedikit lebih waras
Dan basah air mata
 

Kalau dia bertanya apakah
Kau adalah suamiku
Katakan iya sejak delapan tahun lalu
Tak apa
Itu membantu ingatannya
 

Ia yang pernah mencintaiku dengan cara terbaiknya
Ia yang ingat di mana bekas tikaman di dahiku
Yang bekasnya tak bisa hilang itu
Dan dulu sempat mengganggu pandanganmu
 

Sebentar saja ia bisa lupa
Jika bertanya tentang aku,
Katakan saja apa yang ada
 

Ia, yang pernah mencintaiku dengan cara terbaiknya,
Selalu meminta kembali
Berupaya membunuh sepi di balik jeruji rusuknya
yang rapuh oleh sangka kuatirnya sendiri

Di tanganku, ia masih percaya
Rindu dapat diterabas melalui penyesalan
yang mengendap-endap setiap malam.[]