What I Have Learned

Dulu, aku pikir lawannya "cinta" adalah "benci". Ternyata bukan.

The opposite of love is not hate, it's fear.

Ini gak berarti menafikan benci, ya. Sebagai salah satu spektrum emosi, benci tetap valid, kok. Hanya saja, aku lebih sepakat soal "kebalikan dari cinta adalah rasa takut", ketimbang benci. Benci adalah salah satu manifestasi dari rasa takut.

Misalnya, takut kehilangan, takut tidak dicintai (lagi), takut kecewa, takut gagal, dan lain-lain.

---

Dulu, aku pikir orang yang marah-marah (atau abusif) dengan teriak-teriak itu sudah pasti emosian. Ternyata bukan.

Mungkin, memang ada aspek behavioral soal marah itu. Tapi, kalau orang marah dengan teriak-teriak, sebetulnya itu ekspresi dari rasa takut. Ya, mirip dengan poin sebelum ini.

Orang yang teriak-teriak itu merasa berjarak dengan lawan bicaranya--walau jarak sebenarnya gak sampe satu meter 😂. Ia harus menaikkan intonaisnya karena ia takut perasaannya dianggap gak valid, takut argumennya tidak diterima, dan mungkin ketakutan lainnya.

---

Dulu, aku pikir selingkuh itu tanda bahwa seseorang dicintai banyak orang (sampe bingung milih gitu loh, sist, jadi sampe harus selingkuh, wkwkwk). Ternyata bukan.

Selingkuh itu manifestasi dari urusan-urusan diri yang belum selesai dan melimpahkannya ke orang lain: membangun relasi dengan orang di luar komitmen. Lari dari masalah sendiri (instead of solving it) dan lain-lain.

Familiar, gak? 😂

Bahkan, bisa jadi ada trauma dengan masalah yang sama saat kecil dulu: separated parents. Hal-hal ini semestinya dibenahi sendiri dulu sebelum memutuskan berkomitmen dengan orang lain.

Dan, oh, kalo seseorang memang punya fans, ya bukan berarti harus diladenin juga. Kalo alasannya cuma karena punya fans, mah, mungkin fans-nya cuma satu, sist. Jadi kudu "di-maintain" biar egonya tetep gede. HAHAHAHA 😹😹😹

Update:

Cheating is not about finding someone better. It's never smarter nor prettier. It's always easier and nothing more.

---

Dulu, aku pikir orang kaya itu simply a spender (You know, define themselves with branded stuffs.). Ternyata bukan.

Sebagian orang berduit, merasa ga perlu validasi dari hal-hal material itu. Sebab, semakin banyak uang (atau harta) yang kamu punya, kamu akan berupaya untuk kritis dalam menggunakan uang. Misalnya, lebih selektif sama baju mahal. Sebab, kenapa harus beli baju overpriced sementara kita tahu proses di balik industri fast fashion itu seperti apa.

---

Dulu, aku pikir orang pinter itu pasti cerdas. (Orang pinter itu minum Tolak Bego, sist. 😂 Okay, just kidding!) Ternyata, bukan.

Orang yang stand out secara akademis, gak menjamin ia matang secara emosional. Dan bahwa pintar secara grade itu hanyalah satu aspek kecerdasan dari banyaknya spektrum kecerdasan yang ada. Jadi, kalo kamu merasa pintar, tolong gak usah pongah. 😂 Kamu masih butuh ketemu banyak orang dengan aspek kecerdasan yang beragam di luar sana. 💙

---

Last, orang yang mencintai dirinya sendiri itu akan selalu terlihat menarik--no matter how do they look like.

Yang ini, benar dan valid. 💙[]

Comments