Cosmetic Review
I
dunno, this idea just come up on my mind. Tidak beniat buat centil-centilan
apalagi show off yaaa… (atau promosi) Saya hanya merasakan betapa sulitnya dulu
waktu saya googling tentang kosmetik. Karena kebanyakan yang saya dapat itu
yang merek mahal. Yang belinya aja harus ke Grand Indonesia (atau pre-order
dari Hongkong, halah!). Ceritanya dulu itu mau belajar dandan. Mumpung belum
kerja, ya up grade make up skill dulu deh, hihihihi… Pasti trus ada yang jahil
nanya: sekarang udah jago dandan dong? Jawabannya: ya gitu deeehhh…. Ceritain
gak yaaaaa ;p
So,
here’s the list come to you
Sabun muka: dulu sempat setia sama
Dove, tapi sejak produk ini udah lama banget susah dicari di mana-mana (I mean
it: everywhere!), akhirnya pindah ke lain hati deh. Dulu Dove itu cocok banget
sama kulit wajah saya. Enak dipakai, lembut dan menyisakan rasa lembap yang jarang
ada pada beberapa merek sabun muka. Singkatnya, enaklah! Sayang, sudah tidak
produksi lagi.
Pelembab muka: uhm, actually I’m not
so into this things. Entah kenapa, gak begitu suka pakai pelembab, tapi tetep
pakai (aneh memang). Pelembab siang dan malam keduanya merek Oriflame. Tapi
beda jenis. Yang siang itu Optimals Even Out Day Cream, sementara yang malam saya pakai Aqua Rhythm Night Cream. Pelembab siang mengingatkan saya sama krim wajahnya Nivea.
Mirip. Dari teksturnya sampai wanginya. Efeknya ke wajah sih, standar saja. Sementara
kalau yang malam itu krimnya lembuuuuuttt banget. Jujur, saya kaget waktu
pertama pakai. Soalnya baru ini nemu krim selembut ini. Satu colek kecil saja
udah cukup untuk sebelah muka. Beneran lembut deh! Efeknya kalau bangun pagi
pakai ini wajah tuh rasanya lembap dan kenyal gitu.
Foundation: selama ini masih setia
sama Maybeline (varian Clear Smooth). Awalnya pakai Aqua Gel Foundation, trus sekarang pakai yang
baru Mineral Foundation . But I love both!
Kalau yang Aqua Gel, gak meninggalkan bekas di wajah (karena dasar bahannya itu
water based). Saya sering hanya pakai foundation saja tanpa pakai bedak kalau
sedang ingin nude make up. Dan kalau hanya pakai foundation saja, kalau sorenya
saya membersihkan wajah, engga ada bekas foundationnya. Lalu sehabis pakai
foundationnya itu, warnanya menyerap sama kulit.
Memang awal setelah pakai
warnanya seperti “topeng”. But as the time clicking, warnanya menyatu sama
warna kulit and lefts you smooth skin. Oiya, saya juga pakai Maybelline yang plus foundation (kemasan biru).
Kalo katanya Mbak SPG sih, itu foundation padat, bukan bedak all in one.
Whatever it is, saya pake ini juga lho. Kedengarannya mungkin aneh: pakai
foundation cair, trus pakai bedak foundation (atau foundation padat) itu, trus
baru bedak padat. Tapi buat saya malah biasa aja. Ga menor dan ga terlalu nude.
Soalnya saya mengaplikasikan semuanya tipis-tipis. Jadi, riasan lumayan tahan
lama tapi engga tebel juga. Yang pasti, saya suka kombinasi foundation dan
bedak Maybelline.
Bedak: saat ini sih pakai Maybeline
yang bedak padat. Suka saya combine sama foundation padatnya juga. Enak sih,
ringan. Nah sekarang saya pakai Inez.
Overall, Inez bagus kok. Tapi lebih “berat” dari pada Maybelline. Mungkin
kapan-kapan coba The Body Shop punya.
Mascara: Maybeline yang waterproof. Yang
pasti beneran waterproof (engga mbleber), kadang menggumpal sih tapi engga
parah gumpalannya, dan ringan. Waktu
ambil wudhu, mascara engga luntur sama sekali. Strong enough lah! Saking
strong-nya kalo mau bersihin muka, harus ikut dibersihin juga bulu matanya biar
bersih sisa-sisa mascaranya.
Eyeshadow: pakai Oriflame. Tapi
jarang pakai. Buat saya pribadi, engga signifikan aja eyeshadow buat make up,
hehehehe… pilihan ini mungkin karena saya
pakai kacamata, rasanya mata jadi “rame” banget kalo pake eye shadow segala. Jadi meski go to a
special occasion, saya hampir engga pernah pakai eye shadow.
Eye liner: punya yang cair merek
Revlon. FYI, I never use it from the first time I bought it. Alasannya: gak
bisa pakainya. (Silakan jitak saya.) Eh ternyata saya juga punya yang pensil
merek La Tulip. Bagus sih. Tapi ya itu tadi, both pencil or liquid eyeliner, I
can’t use it (for God’s sake). Dan meski
koleksinya nambah (Kajal dan Wonder Liner by Oriflame), saya teuteup ga fasih
make eye liner.
Eyebrow: punya yang pensil dari (guess
what?) Viva! Idaman semua perempuan—bahkan sosialita Jakarta—haha! Sebenernya
bagus, tapi setelah beli yang hitam, saya malah pengen yang coklat. Selain itu,
saya pengen punya yang liquid dan cara aplikasinya pakai kuas. Tapi yang jelas
bukan Viva. Belum tahu juga merek apa.
Blush on: punya dua: bronzing pearls-nya
Oriflame sama Inez. Yang Oriflame buat sehari-hari dan yang Inez buat occasion
(kebalik gak sih? Hehe). Tapi memang begitu sih. Bronzing pearls itu warnanya
justru soft, engga kuat. Sementara yang Inez malah bisa “keluar” warnanya
dengan gliterry.
Lips: uhm, lipstick sih punya
beberapa. Ada Revlon dan Oriflame. Tapi yang suka saya pakai yang Revlon.
Warnanya it’s so-into-me banget! Ha-ha! Beberapa lipstick Oriflame malah hampir
gak pernah dipakai. Trus untuk lipglossnya punya yang mereknya Lipice (atau
Nivea ya?). Pemakaiannya harus dicombine sama lipstciknya Revlon kalau mau
bibirnya gak kering. Biasanya carsaya pakai keduanya itu dengan mengoleskan
lipgloss ke lipstick and blend it there sebelum nantinya dipakai ke bibir pakai
kuas lipgloss. Saya suka pakai cara ini karena warna lipsticknya blended
perfectly that way.
Lotion: dari dulu suka ganti-ganti
lotion. Mulai dari Nivea, Citra, sampe Vaseline. Sekarang ini lagi konsisten
sama Vaseline meski ganti-ganti varian. Yang pernah saya coba itu yang Aloe Vera (baunya gak suka), With SPF (biasa aja), Total Moisture (wanginya enak, love this!), dan sepertinya akan terus pakai yang Total Moisture inih.
Scrubs: uh, I looooveeee scrubbing!! Ritual ini sudah saya
lakukan sejak kuliah. Tiap weekend pasti body scrub. Habis punya anak, teuteup
scrubbing. Dulu itu udah jatuh cinta sama scrubnya Lux yang Lavender with
Ginger Oil. Enaaaakkk bangeeettt… Wangi Lavendernya nempel di baju sampe
besoknya. Scrubnya tergolong lebih kasar (compare with Sari Ayu or Vitalis) dan
ginger oil-nya makes the ritual fells spa
alike. You
feel warmth and energizing at the same time. Sayang, (lagi-lagi) produk itu
entah ke mana. Sekarang saya pakai scrub
Wild Cherry dari The Body Shop. Butirannya itu dari biji kiwi dan (tentu saja)
wild cherry. Scrub oilnya enak, tapi acara gosok-gosoknya gak begitu maksimal
karena oilnya terlalu kental (atau licin).
But overall, it’s nice to have a clean body with fresh scent of cherry *sniff sniff*. Maybe gonna try Swedish Spa Body Srcub-nya Oriflame (nunggu diskon, hehehe). Sepertinya enak. Soalnya saya sudah coba facial scrubnya Swedish Spa. Enak deh. Bikin wajah bersih tanpa bikin kulit kasar dan kering. Must try! Uhm, yang belum ketemu itu lip scrub. So far, bisa scrub sendiri pakai madu dan butiran gula pasir. Atau kombinasi lain, seperti yoghurt dan gula. It’s up to you. Sementara untuk foot treatment, saya suka foot scrubnya Oriflame. Juga rangkaian foot treatment yang lain, seperti foot bath, foot cream, foot mask sampai pumice brush-nya.
But overall, it’s nice to have a clean body with fresh scent of cherry *sniff sniff*. Maybe gonna try Swedish Spa Body Srcub-nya Oriflame (nunggu diskon, hehehe). Sepertinya enak. Soalnya saya sudah coba facial scrubnya Swedish Spa. Enak deh. Bikin wajah bersih tanpa bikin kulit kasar dan kering. Must try! Uhm, yang belum ketemu itu lip scrub. So far, bisa scrub sendiri pakai madu dan butiran gula pasir. Atau kombinasi lain, seperti yoghurt dan gula. It’s up to you. Sementara untuk foot treatment, saya suka foot scrubnya Oriflame. Juga rangkaian foot treatment yang lain, seperti foot bath, foot cream, foot mask sampai pumice brush-nya.
Shampoo and friends
Sempet coba banyak merek. You
named it: Clear, Head & Shoulders, Pantene. Lalu Sunsilk. Lama banget lho,
pake Sunsilk tuh. Dari jaman kuliah. Setelah coba sana-sini, akhirnya berlabuh
ke satu merek itu. Nah, waktu pake Sunsilk itu, saya coba hair serumnya Dove,
ternyata lebih baik dari punyanya Sunsilk. Serum Dove itu ringan dan engga
se-oily serum Sunsilk. Nah, pas sampo abis, coba-coba ganti ke Dove. Eeehh,
pertama keramas, rambut enteeenng! Ringan banget. Jadi tekstur rambutku itu
sebeenernya kaku dan kalo dikuncir, pas digerai malah ga ada gayanya (saking
kakunya). Makanya rambutku selalu kuangkat pakai jepit besar. Nah, pakai sampo
Dove ini enaaaakk banget. Langsung ku beli deh! Variannya juga banyak loohh…